Penggunaan Bahasa Formal dan Informal dalam TOEFL
Tes TOEFL mengukur kemampuan berbahasa Inggris dalam berbagai konteks, baik formal maupun informal. Mengetahui kapan harus menggunakan bahasa formal dan informal sangat penting untuk menjawab soal-soal TOEFL dengan tepat, terutama dalam bagian Speaking dan Writing. Pemahaman ini membantu Anda berkomunikasi secara efektif, sesuai dengan situasi yang diberikan dalam tes.
Apa Itu Bahasa Formal dan Informal?
Sebelum kita membahas kapan harus menggunakan bahasa formal dan informal dalam TOEFL, penting untuk memahami perbedaan antara kedua jenis bahasa ini:
- Bahasa Formal adalah gaya bahasa yang lebih sopan, terstruktur, dan sering digunakan dalam situasi akademik, profesional, atau resmi. Bahasa formal biasanya menghindari penggunaan kontraksi (seperti “don’t” menjadi “do not”), slang, atau ekspresi percakapan sehari-hari. Dalam TOEFL, bahasa formal sering kali digunakan dalam tulisan akademik atau percakapan antara mahasiswa dan dosen.
- Bahasa Informal adalah gaya bahasa yang lebih santai dan sering digunakan dalam percakapan sehari-hari dengan teman atau keluarga. Bahasa informal sering kali menggunakan kontraksi, idiom, dan ekspresi percakapan umum. Gaya bahasa ini digunakan dalam situasi yang lebih kasual dan tidak resmi.
Kapan Harus Menggunakan Bahasa Formal?
- Bagian Writing (Writing Task 2: Independent Writing)
Di bagian Writing Task 2, Anda akan diminta menulis esai yang mengemukakan pendapat tentang suatu topik. Dalam esai ini, Anda harus menggunakan bahasa formal karena Anda sedang menulis dalam konteks akademik. Hindari penggunaan slang atau bahasa yang terlalu santai. Gunakan kalimat yang terstruktur dengan baik, kosa kata yang tepat, dan hindari kontraksi.
Contoh kalimat formal:
“It is essential to consider both the positive and negative impacts of technology on education.” - Bagian Speaking (Speaking Task 4 dan 6: Integrated Speaking)
Di Speaking Task 4 dan 6, Anda harus menyampaikan pendapat berdasarkan bacaan atau ceramah akademik. Karena tugas ini bersifat akademik, Anda diharapkan menggunakan bahasa formal ketika merespons. Ini termasuk menjelaskan argumen secara logis dan jelas, menggunakan kosa kata akademik yang sesuai.
Contoh kalimat formal:
“The lecture elaborates on the concept of environmental sustainability, emphasizing the importance of renewable energy sources.” - Percakapan Akademik di Bagian Listening
Saat mendengarkan percakapan antara mahasiswa dan dosen atau dalam ceramah akademik, Anda akan mendengar bahasa formal. Ini membantu Anda dalam memahami materi dan jawaban yang diharapkan. Saat menjawab soal-soal yang terkait, Anda sebaiknya menggunakan bahasa formal untuk menyesuaikan dengan konteks yang disajikan.
Kapan Harus Menggunakan Bahasa Informal?
- Bagian Speaking (Speaking Task 1: Independent Speaking)
Pada Speaking Task 1, Anda diminta untuk berbicara mengenai pengalaman pribadi, opini, atau preferensi Anda dalam konteks yang lebih santai. Di sini, Anda dapat menggunakan bahasa informal, yang lebih alami dan sesuai dengan gaya percakapan sehari-hari. Penggunaan kontraksi dan idiom diperbolehkan, selama masih relevan dan tidak berlebihan.
Contoh kalimat informal:
“I think traveling is a great way to learn about different cultures, and it’s always fun to meet new people.” - Bagian Listening (Percakapan Sehari-hari)
Di bagian Listening, Anda akan mendengarkan percakapan antara mahasiswa atau antara mahasiswa dan staf di kampus. Percakapan ini biasanya menggunakan bahasa informal karena situasinya lebih santai. Saat Anda menjawab soal berdasarkan percakapan ini, Anda bisa menyesuaikan respons dengan gaya bahasa yang lebih kasual. - Penjelasan Personal di Speaking Task 2
Meskipun Speaking Task 2 berhubungan dengan topik yang lebih akademik, Anda masih bisa menggunakan bahasa informal jika pertanyaannya berkaitan dengan pendapat pribadi atau pengalaman Anda. Gunakan kalimat yang langsung, namun tetap jelas dan sopan.
Tips Menggunakan Bahasa yang Tepat dalam TOEFL
- Kenali konteks: Selalu perhatikan konteks situasi dan topik yang dibahas.
- Pilih kata dengan hati-hati: Gunakan kamus atau thesaurus untuk menemukan kata yang tepat.
- Perhatikan struktur kalimat: Pastikan kalimat Anda gramatikal dan mudah dipahami.
- Latihan menulis: Rajinlah berlatih menulis berbagai jenis teks dengan menggunakan bahasa formal.
- Dengarkan contoh: Dengarkan contoh percakapan formal dan informal untuk membiasakan telinga Anda.
Contoh Perbedaan Bahasa Formal dan Informal
Untuk membantu Anda membedakan kapan harus menggunakan bahasa formal dan informal, berikut beberapa ciri khas dari kedua gaya bahasa ini:
Aspek | Bahasa Formal | Bahasa Informal |
Kosa Kata | Lebih akademik dan profesional | Lebih santai, menggunakan slang atau idiom |
Kalimat | Kompleks, terstruktur, tanpa kontraksi | Lebih pendek, langsung, sering menggunakan kontraksi |
Tata Bahasa | Menghindari penggunaan frasa percakapan | Menggunakan frasa percakapan sehari-hari |
Penggunaan | Digunakan dalam situasi akademik atau resmi | Digunakan dalam percakapan sehari-hari atau kasual |
Kesalahan yang Harus Dihindari
- Menggunakan Bahasa Informal di Konteks Formal:
Hindari penggunaan bahasa informal ketika Anda diminta untuk memberikan argumen akademik atau menulis esai. Frasa seperti “I guess” atau “gonna” sebaiknya dihindari dalam Writing dan Speaking Task yang bersifat akademik. - Tidak Menyesuaikan Gaya Bahasa dengan Situasi:
Perhatikan situasi dalam tes TOEFL. Jika Anda diminta menanggapi percakapan sehari-hari antara teman, maka bahasa informal mungkin lebih cocok. Namun, jika Anda menanggapi ceramah atau diskusi akademik, gunakan bahasa formal. - Penggunaan Kontraksi yang Berlebihan:
Dalam konteks formal, hindari penggunaan kontraksi seperti “won’t” atau “can’t.” Sebaliknya, gunakan bentuk lengkap seperti “will not” atau “cannot.”
Tips Menguasai Bahasa Formal dan Informal untuk TOEFL
- Latihan Membaca dan Mendengarkan Berbagai Gaya Bahasa:
Cobalah membaca artikel akademik dan tulisan santai, atau mendengarkan podcast yang mencakup percakapan formal dan informal. Ini akan membantu Anda memahami perbedaan gaya bahasa dalam berbagai situasi. - Praktek Menulis Esai dan Memberikan Pendapat Secara Lisan:
Cobalah menulis esai dengan gaya bahasa formal, dan berlatih berbicara mengenai topik pribadi menggunakan bahasa informal. Ini akan membantu Anda menyesuaikan gaya bahasa Anda sesuai dengan tugas TOEFL. - Perhatikan Konteks Soal:
Saat menghadapi soal TOEFL, perhatikan konteks situasi yang disajikan. Apakah Anda merespons ceramah akademik, atau memberikan pendapat pribadi dalam percakapan santai? Sesuaikan gaya bahasa Anda sesuai dengan situasi.
Kesimpulan
Mengetahui kapan harus menggunakan bahasa formal dan informal dalam tes TOEFL sangat penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Bahasa formal umumnya digunakan dalam situasi akademik atau resmi, seperti saat menulis esai atau merespons ceramah akademik. Sebaliknya, bahasa informal cocok untuk percakapan sehari-hari atau saat memberikan opini pribadi. Dengan memahami perbedaan dan penggunaannya, Anda bisa menyesuaikan gaya bahasa dengan situasi dalam tes dan meningkatkan peluang untuk mendapatkan skor yang lebih baik.
Ingat: Meskipun bahasa informal dapat digunakan dalam beberapa situasi, bahasa formal tetap menjadi pilihan utama dalam ujian TOEFL.